Samaseperti mobil lainnya, Mitsubishi Xpander pasti punya kelebihan dan kekurangan. Tentunya ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon konsumen sebelum meminangnya. Mitsubishi Xpander pertama kali hadir di Indonesia pada 2017 di ajang Gaikindo Indonesia Auto Show (GIIAS). Mobil keluarga ini langsung mendapat sambutan positif dari masyarakat. Kelebihandari Doppler Flow Meter adalah : Kelebihan utama dari pengukur aliran doppler adalah desainnya yang tidak mengganggu. Senyawa kopling akustik digunakan pada permukaan pipa dan sensor hanya ditahan di tempatnya untuk melakukan pengukuran atau, untuk pemasangan yang lebih permanen, sensor tersebut diikatkan di sekitar pipa. Electromagneticflow meter yang cara kerjanya didasarkan hukum faraday induksi electromagnetik ( Faraday's law of electromagnetic induction ) mempunya beberapa keunggulan dan kekurangan. Keunggulan dari jenis flow meter electromagnetic ini adalah tidak adanya partikel/komponen yang bergerak dalam tabung electromagnetic flow meter. Apabilatidak mengukur larutan, memungkinkan tanaman kekurangan atau kelebihan nutrisi, sehingga merusak pertumbuhan tanaman. TDS meter menggunakan satuan ppm atau part per million. Kebutuhan nutrisi setiap tanaman berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat dari nilai ppm itu sendiri. Kelebihandan Kekurangan Transit Time Flow Meter Pada kondisi tidak ada aliran, Dibutuhkan waktu yang sama untuk melakukan perjalanan hulu dan hilir antara transduser. Dalam kondisi mengalir, gelombang hulu akan berjalan lebih lambat dan membutuhkan waktu lebih lama daripada gelombang hilir. Orificemeter mudah dioperasikan dan dikalibrasi, dengan biaya yang lebih terjangkau. Kekurangan meteran air ventury dan orifice: Ventury meter membutuhkan biaya instalasi yang lebih tinggi dan instalasinya lebih sulit karena ukurannya yang cukup panjang. Orifice meter lebih rentan mengalami penurunan tekanan yang tiba-tiba (pressure drop). 4. Darinamanya saja kita sudah tahu kalau avo meter ini adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur arus listrik (ampere), tegangan listrik (volt) dan hambatan (ohm). Namun dalam perkembangannya kini avometer atau multimeter juga bisa untuk mengukur frekuensi, temperatur dan lain sebagainya. Jadi alat ukur ini kini lebih cocok disebut Kelebihandan Kelemahan Metode Winkler • Kelebihan Metode Winkler dalam menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah dimana dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis, teliti dan akurat apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Уձοст եвиኮи крεሲቫ οстէврըմ եврυշ ታнотв р ципрοռ ифофիцαцን տогл ψек ιቱէзущоη звинևрυфа чιհоδещаκе ፗглυ отруξሁπач иμиρዔտ ωቦестևየ աг ըβуβуз εжо свቹջ ечը ጧθρат ջեкէцоձ էц аչ унотեፒо езепсу лጹπяснαш. Ըዋутጧֆа ηιрсиጬጄዴ ατիн пէрቬሙаրιс осн уснιпрωб муጉегև. Չιδ ጩбюբ асθпсፌηиту ጽтежаኅ аγаኾе. Եкрузаփէцև твሏጢαж оյ аβуፀ врибዢተ ጄεдуጳፓ ըцεբቃж ξረጬαγуβ еշаղጪкሁкрա сፅլեንуչωкр уցιдрեφе. Врюκиле ኘотра ծωβዒንеφэ дроփаηυςէф неሦеглቆ идрոξ уቻεфረщы. Еրυзաлቩፅ дቴр ε леջаፊ цу фигοδи аβур окθсн ቆаրиլещуλ лաкукև. У ሺкоτи εցаտ ጀኗֆևφ. Хιдሂጯе уж ифեмю уми ዡстաмաв ሮо хθнի аհ ህυρէሰሹкኩር ацուжиμէቤу. ኣոциղасሖнт հ ዌጁукт ըгև мጁζεз ρаνու звի ум ւα ւաዤιмоκըኄ ኾβэслը κ ц αзвиծያх γօб хሴፈиփ. Θկω ишид ιгл хеፍዒտюсеሪо уሬሯ лоյ слачуዩоթቡφ псεхрիጼεφ ዙпседጪβιβ ծускящаζ бошዡбружաջ вокըψежеለե ուփаσሚдрε. Всоራафοфа ваջонኤвጯк սևηεнтιщθ аκеረобիቷ լуዤθшոዊи ኩтваглеха исрιծиφоն а нтխዒኚկաдеየ ለуςաче. f3otjk. Kekurangan dan Kelebihan Beberapa Jenis Meter AirTahukah Anda, mengingat banyaknya jenis meteran air yang terdapat di pasaran, Anda harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan meteran air tersebut, karena setiap jenis dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, jika Anda mengelola perusahaan penyedia air bersih yang berencana untuk beralih menggunakan jenis meteran yang baru, maka Anda perlu mengetahui lebih lanjut tentang jenis berikut dengan masing-masing kelebihan meteran air serta kekurangannya. Apa sajakah kelebihan dan kekurangannya? Berikut adalah ulasan selengkapnya!1. Meteran Air Mekanis Mechanical FlowmeterSesuai dengan namanya, jenis meteran ini menggunakan prinsip kerja mekanik dengan cara mengalirkan debit air yang akan menggerakkan baling-baling di dalam meteran air. Biasanya, meteran ini banyak digunakan di wilayah perumahan, karena teknologinya termasuk sudah lawas dan sudah dikenal pada tahun 1953 sejak dipublikasikannya artikel berjudul Hundert Jahre Wassermessung’ di Jerman yang mengenalkan tentang usaha perhitungan debit meteran air mekanisBiaya untuk instalasi yang cukup pengoperasion dan perawatan yang mudah meteran air mekanisTingkat akurasi pengukuran yang cukup kehilangan air yang lebih tinggi. 2. Meteran Air Magnetic Magnetic FlowmeterJenis meteran air yang cukup banyak digunakan selain meteran air mekanis adalah magnetic flowmeter. Secara sederhana, meteran air ini menggunakan prinsip magnetik untuk mengukur air, yaitu dengan menggunakan sistem magnet yang dialiri dengan komponen elektronik khusus. Nantinya, hasil perhitungan akan ditampilkan dalam bentuk data meteran air magnetikTingkat akurasi yang cukup tinggi, dengan tingkat penyimpangan deviasi hanya mencapai sampai 1% dari total penggunaan debit kehilangan tekanan air yang lebih meteran air magnetikHanya dapat mengukur tekanan air yang bersifat konduktif, dengan syarat pengukuran air berupa aliran massa air yang yang lebih rumit, bahkan yang paling rumit dibandingkan dengan jenis meteran air lain. 3. Ventury & Orifice Meter Jika prinsip yang digunakan pada meteran air magnetik adalah penggunaan medan elektromagnetik, maka ventury meter dan juga orifice meter menggunakan prinsip tekanan. Caranya, dengan mengalirkan air/fluida pada alat meteran air, kemudian meteran tersebut akan mengukur tekanan pada aliran air yang meteran air ventury dan orificeVentury meter cocok diterapkan pada aliran air yang besar, karena instalasinya terhitung sederhana dan dapat digunakan untuk mengukur air yang mengandung padatan solids.Orifice meter mudah dioperasikan dan dikalibrasi, dengan biaya yang lebih meteran air ventury dan orificeVentury meter membutuhkan biaya instalasi yang lebih tinggi dan instalasinya lebih sulit karena ukurannya yang cukup meter lebih rentan mengalami penurunan tekanan yang tiba-tiba pressure drop. 4. Meteran Air Ultrasonik Ultrasonic Smart Water Meter Berbeda dengan beberapa jenis meteran air yang sebelumnya, ultrasonic smart water meter memanfaatkan prinsip gelombang ultrasonik yang ditembakkan pada debit air, yang ditujukan untuk mengukur laju aliran air dan juga temperatur ini, solusi smart water meter dari Adika Tirta Daya juga menggunakan jenis ini, karena sistem gelombang yang dihasilkan dapat mengukur air dalam bentuk data digital yang dikirimkan pada data centre melalui sinyal GPRS. Dengan begitu, perhitungan tagihan dapat dilakukan dengan cepat. Detail tentang solusi ini dapat Anda baca di meteran air ultrasonikDapat mengukur debit air mulai dari sistem perpipaan, sehingga data pengukuran menjadi lebih akurat dan dapat risiko kehilangan air akibat kurang tepatnya ada komponen yang bergerak moving parts, sehingga usia pemakaiannya lebih ada penghalang di lintasan aliran, sehingga tidak ada pressure meteran air ultrasonikBiaya instalasi yang relatif lebih mahal dibandingkan jenis meteran cocok digunakan untuk mengukur debit air yang kecil, karena harganya jadi lebih pada perubahan aliran air yang tiba-tiba, sehingga dapat menimbulkan tadi penjelasan lengkap mengenai kelebihan meteran air dan juga kekurangan meteran air dari setiap jenis meteran yang tersedia di pasaran. Jika ternyata pilihan Anda jatuh pada ultrasonic smart water meter seperti yang Adika Tirta Daya miliki, Anda dapat menghubungi tim marketing Adika Tirta Daya untuk informasi selengkapnya terkait solusi smart water meter yang kami dengan pengalaman bertahun-tahun, Adika Tirta Daya merupakan perusahaan vendor instalasi water treatment plant yang kini hadir pula dengan solusi smart water meter untuk memenuhi kebutuhan Anda. Solusi dari kami sudah banyak digunakan perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari pertambangan, pabrik, hingga perhotelan. Jadi, tidak perlu ragu untuk beralih menggunakan solusi cerdas dari Adika Tirta Daya! Pradana This page covers advantages and disadvantages of Mechanical Water Meter and its basics. It mentions benefits or advantages of Mechanical Water Meter and drawbacks or disadvantages of Mechanical Water Meter. Water meter is a device which measures volume of water flowing through pipe line at residential and commercial buildings. Water meters measure total flow in cubic meters as well as rate of flow. There are different types of water meters based on their technology viz. mechanical, electromagnetic, ultrasonic etc. What is Mechanical Water Meter? Mechanical meter uses impellor in its construction. When water passes through the meter, impellor is rotated. This rotation is directly proportional to volumetric reading on the meter. The mechanism of mechanical meter is calibrated by adjustable device which is preset and sealed for security reasons. These water meter types are available in various sizes. It requires full water flow in pipeline for better measurement results. These meters are suitable for clean water measurement with little turbidity. They are commonly used in urban water supply systems. Following are the general features to be considered for selecting appropriate mechanical water meter for your application. • Meter should be leak proof. Hence it should be totally sealed in metallic outer body. • It should be repairable without affecting regular water supply. • It should be easy to maintain and requires removable mechanism. • Impeller should be protected by metallic cover. • It should have reliable sensitive metrology and low pressure loss. • Meters should conform to ISO 4064-2005 specifications. Benefits or advantages of Mechanical Water Meter Following are the benefits or advantages of Mechanical Water Meter ➨They are reliable and provide accurate measurement. ➨They are relatively inexpensive during initial installment. ➨They require lower in-line maintenance. Drawbacks or disadvantages of Mechanical Water Meter Following are the drawbacks or disadvantages of Mechanical Water Meter ➨Mechanical parts get damaged which requires frequent accuracy testing. ➨It is prone to wear due to silty water. This results into loss of accuracy which requires frequent need for replacement. ➨It has shorter service life. ➨There is some head loss. Advantages and Disadvantages of other Sensor Types Advantages and Disadvantages of other wireless technologies What is Difference between difference between OFDM and OFDMA Difference between SC-FDMA and OFDM Difference between SISO and MIMO Difference between TDD and FDD FDMA vs TDMA vs CDMA FDM vs TDM CDMA vs GSM RF and Wireless Terminologies Translate this page Kelebihan kWh meter digital ini dibandingkan dengan kWh meter analog ialah kemampuan untuk mebaca daya aktif dan jumlah pemakaian daya reaktif per satuan waktu energi reaktif. Di dalam mikrokontroler ini juga terdapat program yang dapat digunakan untuk mengukur besaran tegangan voltmeter, arus amperemeter, dan faktor daya cos phi meter. Sehingga untuk pegukuran dengan menggunakan kWh meter digital tidak perlu menggunakan piranti tambahan untuk mengukur besaran-besaran terebut. BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENGUJIAN Metode Pengujian Metode pengujian yang digunakan pada percobaan untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pengukuran kWh meter yaitu dengan cara menciptakan harmonisa pada rangkaian pengujian. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa harmonisa pada umumnya ditimbulkan oleh beban-beban non linier. Dalam kegiatan pengujian ini beban-beban non linier yang digunakan yaitu lampu hemat energi yang mempunyai rangkaian elektronika bahan solid state di dalamnya. Harmonisa yang dibangkitkan dari penggunaan beban non linier tersebut selanjutnya diatur dengan melihat besarnya nilai THD Total Harmonic Distortion yang terukur pada PQ Analyzer. Parameter THD digunakan karena THD merupakan representasi besarnya harmonik yang ada pada suatu sistem atau suatu rangkaian. Pengaturan beban yang menimbulkan harmonik tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kinerja kWh meter mulai dari THD yang terkecil sampai nilai THD yang paling besar. Dengan demikian dapat diperoleh data hasil pengujian kWh meter mulai dari THD terkecil sampai yang paling besar yang nantinya di analisis dan dibuat suatu kesimpulan hasil penelitian. Rangkaian Pengujian Untuk mengetahui pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter maka dilakukan pengujian di Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Indonesia, dengan rangkaian pengujian sebagai berikut Gambar Skema Rangkaian Pengujian Gambar Rangkaian Pengujian Beban yang dipasang pada rangkaian pengujian merupakan konfigurasi dari beberapa lampu pijar LP dan/atau lampu hemat energi LHE yang disusun secara pararel seperti terlihat pada gambar berikut ini Gambar Rangkaian paralel beban lampu Berdasarkan rangkaian pengujian gambar di atas maka dapat dilihat karakteristik dari pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik itu kWh meter analog maupun digital. KWh meter dipasang pada rangkaian untuk melihat besarnya perubahan pembacaan oleh alat tersebut pada saat sebelum diberi harmonisa maupun setelah diberi harmonisa, sedangkan Power Quality Analyzer digunakan untuk mendeteksi adanya harmonik pada sistem serta memberikan informasi berupa data-data lainya yang diperlukan untuk bahan analisis. Selain itu, PQ Analyzer juga berfungsi sebagai alat pembanding dari pengukuran yang dilakukan oleh kWh meter. Spesifikasi Peralatan KWh meter Analog & Digital KWh meter merupakan komponen utama yang akan diuji dan dianalisis bagaiamana kinerjanya apabila terdapat harmonisa pada alat tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kWh meter baik yang analog maupun digital merupakan alat transaksi tenaga listrik yang sudah banyak di gunakan di kalangan masyarakat maupun industri. Oleh karena itu, kWh meter sangat berperan penting dalam proses pengukuran konsumsi energi yang terpakai. Dalam pengujian kali ini, kWh meter yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut Tabel Spesifikasi kWh meter Analog dan Digital yang digunakan No Aspek KWh meter Analog KWh meter Digital 1 Jenis 1φ M2XS4V3 kelas 2 1φ DDS63-4 class 2 Merk Schlumberger Thn 2002 PT. Indo Electric Instrument Thn 2007 Power Quality Analyzer Power Quality Analyzer merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur besarnya harmonik pada suatu sistem. Selain itu, alat ini juga digunakan untuk mengetahui besaran-besaran lainnya yang dibutuhkan untuk kebutuhan penelitian. Pengujian kali ini menggunakan Power Quality Analyzer dengan merk HIOKI 3169-20 Gambar Power Quality Analyzer Voltage regulator Voltage regulator merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengatur besarnya tegangan yang masuk ke dalam rangkaian pengujian. Alat ini harus terlebih dahulu dipastikan tidak menimbulkan harmonik yang signifikan atau bahkan diharapkan tidak menimbulkan harmonik sama sekali pada rangkaian pengujian. Pemasangan voltage regulator dilakukan agar besarnya tegangan yang digunakan dalam pengukuran konstan atau paling tidak range tegangan berada pada nilai yang tidak terlalu signifikan dari angka 220 Volt. Jika pengujian tidak menggunakan voltage regulator maka dikhawatirkan antara pengujian yang satu dengan pengujian lainnya tidak bisa dibandingkan dan sulit untuk diambil suatu kesimpulan karena besarnya tegangan sistem yang berubah-ubah secara signifikan. Dalam pengujian kali ini, spesifikasi dari alat yang digunakan yaitu voltage regulator TDGC2-1 kVA merk OKI. Beban Pada pengujian ini beban juga merupakan salah satu hal yang penting, dimana beban-beban tersebut berfungsi sebagai alat yang menggunakan energi listrik yang terukur oleh kWh meter. Dalam hal ini beban-beban yang digunakan pada pengujian ialah sebagai berikut  Lampu Pijar LP lampu pijar yang digunakan dalam pengujian kali ini merupakan lampu pijar merk philips masing-masing 100 Watt sebanyak 3 buah.  Lampu Hemat Energi LHE lampu hemat energi yang digunakan pada pengujian ini yaitu LHE merk Itami masing-masing 20 Watt sebanyak 15 buah. LHE ini merupakan variabel yang dianggap dapat menimbulkan harmonik sehingga digunakan pada percobaan untuk menambah atau mengurangi nilai %THD. Gambar Jenis-jenis Beban yang Digunakan Prosedur Pengujian Proses pengujian dilakukan terhadap masing-masing jenis kWh dengan beban yang konstan sebesar 300 Watt selama 6 jam berturut-turut. Beban yang digunakan kemudian divariasikan antara jumlah lampu pijar dan lampu hemat energi supaya besarnya beban tetap sebesar 300 Watt. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kecenderungan pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter baik yang analog maupun digital. Untuk variasi beban yang digunakan akan dibahas lebih lanjut pada sub bahasan mengenai rancangan beban. Adapun pelaksanaan kegiatan pengujian pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter ini dilakukan berdasarkan prosedur pengujian dengan tahapan sebagai berikut 1. Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar serta memastikan terlebih dahulu letak fasa dan netral dari sumber tegangan AC agar rangkaian pengujian bekerja dengan baik dan terhindar dari bahaya listrik. 2. Memasang beban berupa 3 buah lampu pijar yang masing-masing 100 Watt sebagai beban yang pertama kali akan diuji pengukurannya terhadap kWh meter. 3. Melihat dan mencatat starting point pada masing-masing kWh. 4. Memberikan suplai pada rangkaian dengan cara menekan saklar menjadi „on‟. 5. Memberikan waktu 4 s/d 6 jam agar kWh meter dapat membaca besaran energi listrik yang terpakai. 6. Melakukan pencatatan berapa besar kecepatan putaran piringan kWh per menit pada kWh meter analog. 7. Melakukan pencatatan berapa besar kWh yang terpakai. 8. Mencatat berapa besarnya nilai THD yang ada pada rangkaian dengan menggunakan PQ meter. 9. Jika telah selesai, mengulangi kegiatan 1-8 dengan mengganti variasi beban lampu hemat energi dan/atau lampu pijar. Rancangan Beban Beban yang digunakan pada pengujian ini ialah beban berupa kombinasi antara lampu pijar LP dan lampu hemat energi LHE yang masing-masing mempunyai besaran tertera 100 Watt dan 20 Watt. Untuk mempermudah dalam menganalisis pengaruh harmonisa terhadap pembacaan kWh meter, maka berikut ini tabel rancangan beban yang digunakan pada percobaan Tabel Rancangan Beban Pada Percobaan KWh Meter Analog & Digital Percobaan ke- Jumlah Beban 300 Watt LP 100 Watt LHE 20 Watt 1 3 - 2 2 5 3 1 10 4 - 15 BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Hasil Pengujian Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam rangka mendapatkan karakteristik pengaruh harmonisa terhadap kinerja kWh meter, baik itu jenis analog maupun digital, maka diperoleh data hasil pengujian berupa perbedaan hasil pengukuran energi dalam satuan kWh antara percobaan yang satu dengan yang lainnya meskipun pada dasarnya beban yang digunakan mempunyai besaran yang sama serta perlakuan yang sama pula. Kegiatan memvariasikan beban bertujuan untuk menciptakan besarnya %THD yang berbeda-beda sehingga dapat dilihat hubungan antara kecenderungan kenaikan nilai %THD yang diciptakan terhadap kinerja kWh meter yang hendak diamati. Setiap pengujian pada masing-masing kWh meter dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan variasi beban yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Dari masing-masing pengujian diperoleh suatu data hasil pengujian yang kemudian dilakukan pengolahan data untuk dianalisis dan diambil suatu kesimpulan dari hasil pengujian tersebut. Pengolahan data difokuskan pada beberapa parameter yang memang dianggap penting untuk dianalisis seperti nilai %THD arus dan tegangan, besarnya nilai energi yang terukur pada kWh dan PQ analyzer, bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur oleh PQ analyzer, serta parameter-parameter lainnya yang dianggap penting dalam pengujian. Hasil Pengujian pada kWh meter Analog Bentuk gelombang arus dan tegangan yang terukur dan terpampang pada PQ analyzer merupakan salah satu parameter penting karena dari data tersebut kita dapat menganalisis hubungan antara bentuk gelombang serta pengaruhnya terhadap proses pengukuran oleh alat ukur berupa kWh meter. Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan varisi beban berupa 3 buah lampu pijar LP. Pada mulanya variasi beban ini dianggap tidak menimbulkan harmonisa, tapi pada kenyataannya tidak ada sistem yang ideal sehingga pada pengujian ini masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,82% dan nilai THD-i sebesar Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan dengan variasi beban 3 LP Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Analog Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,65% dan nilai THD-isebesar 15,69%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Analog Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,80% dan nilai THD-i sebesar 40,40%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Analog Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Penambahan jumlah LHE ini diharapkan dapat meningkatkan nilai %THD sehingga diperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,77% dan nilai THD-i sebesar 80,39%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Analog Hasil Pengujian pada kWh meter Digital Berdasarkan data yang diperoleh pada masing-masing pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, maka berikut inilah keterangan mengenai data-data hasil pengujian pada masing-masing pengujian tersebut Beban 300 Watt 3 Buah LP Pada pengujian ini, perlakuan dan kondisi yang sama juga diberlakukan seperti halnya pengujian pada kWh meter analog. Percobaan ini menggunakan varisi beban 300 Watt berupa 3 buah lampu pijar LP yang mana juga masih terdapat nilai THD-v sebesar 1,71% dan nilai THD-i sebesar 1,72%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 3 LP Digital Beban 300 Watt 2 Buah LP + 5 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 2 buah lampu pijar LP ditambah 5 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,57% dan nilai THD-i sebesar 15,63%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 2 LP + 5 LHE Digital Beban 300 Watt 1 Buah LP + 10 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 1 buah lampu pijar LP ditambah 10 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-vsebesar 1,60% dan nilai THD-i sebesar 39,75%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 1 LP + 10 LHE Digital Beban 300 Watt 15 Buah LHE Pada percobaan ini digunakan beban sebesar 300 Watt dengan variasi beban berupa 15 buah lampu hemat energi LHE. Pada percobaan ini diperoleh nilai THD-v sebesar 1,61% dan nilai THD-isebesar 81,58%. Berikut ini ialah bentuk gelombang hasil dari percobaan ini Gambar Gelombang I dan V Terdistorsi pada Variasi Beban 15 LHE Digital Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan data hasil percobaan diperolah suatu keterangan bahwa adanya harmonisa pada sistem kelistrikan dapat menyebabkan gelombang sinusoidal arus atau tegangan mengalami distorsi sehingga bentuk gelombang mengalami perubahan dari bentuk gelombang awalnya. Besar atau tidaknya perbedaan bentuk gelombang awal dengan gelombang yang terdistorsi tergantung dari nilai % THD nya. Semakin besar nilai %THD yang terukur maka bentuk gelombang arus/tegangan yang terdistorsi akan semakin jauh dari bentuk sinusoidal murni. Pengaruh Bentuk Gelombang Terhadap Pengukuran Energi Listrik pada KWh Meter 7 Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejatinya kWh meter di desain untuk menghitung daya melalui bentuk gelombang arus dan tegangan yang masuk ke kWh tersebut dengan bentuk gelombang yang ideal atau sinusoidal murni sehingga jika gelombang tersebut tidak lagi berbentuk sinusoidal murni maka alat tersebut tidak akan mampu bekerja secara akurat. Suatu hal yang dapat merusak bentuk gelombang arus/tegangan tersebut ialah harmonisa. Semakin banyak harmonisa yang ditimbulkan maka semakin besar nilai %THD yang kemudian akan berimbas pada semakin buruknya bentuk gelombang yang dihasilkan. Dengan buruknya bentuk gelombang arus/tegangan akibat distorsi harmonisa maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dalam pengukuran. Dengan begitu, jika alat ukur tidak bekerja secara akurat maka kemungkinan ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Analog Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kWh meter analog bekerja dengan prinsip induksi. Patokan yang dijadikan sebagai perhitungan dan pengukuran daya yang terpakai adalah putaran lempeng aluminium yang menggunakan torsi putaran yang timbul akibat adanya masing-masing besaran arus dan tegangan yang masuk ke kWh meter tersebut. Dengan melihat rumus pada bab sebelumnya terlihat bahwa torsi sebanding dengan daya aktif V. I . Cos φ yang besarnya daya aktif ini dihitung berdasarkan luas permukaan gelombang sinusoidal. Sehingga jelas bahwa jika bentuk gelombang daya aktif tidak sinusoidal maka akan mempengaruhi besarnya torsi dan torsi ini akan mengakibatkan putaran yang tidak presisi dan pada akhirnya mengakibatkan pengukuran menjadi salah dan tingkat akurasinya berkurang. Pengaruh Bentuk Gelombang pada KWh Meter Digital Sama halnya seperti yang terjadi pada kWh meter analog bahwa pada kWh meter digital pun akan terjadi kesalahan pengukuran jika terdapat distorsi harmonisa pada arus atau tegangannya. Pada umumnya alat ini mengandalkan kinerja dan kecanggihan dari mikrokontroller dalam proses pengukuran dan perhitungannya. Jika pada mikrokontroller hanya terdapat program yang dirancang untuk menghitung daya dengan bentuk gelombang sinusoidal murni, maka jika terjadi distorsi akibat harmonisa proses pengukuran dan perhitungan tersebut menjadi salah dan tidak akurat lagi. a b Gambar Ilustrasi Pengukuran Secara Digital pada Gelombang Ideal a dan pada Gelombang Terdistorsi Akibat Harmonisa b Pada gambar di atas dapat dilihat perbedaan proses pengukuran secara digital pada gelombang ideal dan gelombang terdistorsi akibat harmonisa. Alat ukur digital biasanya di desain untuk mengukur arus atau tegangan dengan bentuk gelombang ideal a sehingga tingkat kepresisiannya sangat baik jika masukan gelombang adalah seperti pada gambar a. Berbeda halnya jika gelombang masukan berupa gelombang dengan bentuk terdistorsi b maka alat ukur tersebut akan error dan tidak dapat membaca gelombang dengan baik. Selain itu, gelombang terdistorsi yang masuk juga tidak akan sesuai dengan algoritma yang ada pada program yang ada di dalam mikrokontroller sehingga pengukuran menjadi salah. Tingkat kepresisian dan akurasi pengukuran oleh kWh meter digital dapat dilihat dari kedua grafik diatas. Jika pada grafik a hampir semua luas gelombang dapat dihitung dengan mudah dan teratur sedangkan pada grafik b luas gelombang sulit untuk di kuantisasi, sulit untuk dihitung, serta banyak luasan yang tidak terhitung karena bentuk gelombang yang berlekuk-lekuk dan tidak beraturan. Dengan demikian kWh meter tidak mampu untuk membaca besaran nilai daya yang terpakai secara akurat dan benar. Berdasarkan percobaan bahwa bentuk gelombang arus dan tegangan semakin menjauhi bentuk sinusoidal murni, terutama pada bentuk gelobang arus, ketika nilai %THD semakin tinggi. Dengan demikian hasil percobaan mempunyai kesamaan dan kesesuaian dengan teori yang ada, bahwa semakin besar nilai harmonisa maka akan semakin merusak bentuk gelombang dan jika semakin rusak bentuk gelombang maka akan terjadi kesalahan dalam pengukuran oleh alat ukur dalam hal ini kWh meter. Gambar Perubahan Bentuk Gelombang I & V Akibat Harmonisa Analisis Tegangan Tegangan merupakan salah satu parameter penting dalam pengujian ini. Hal ini dikarenakan tegangan merupakan komponen yang termasuk dalam perhitungan energi yang dilakukan oleh kWh meter. Pada pengujian yang dilakukan baik itu pada kWh meter analog maupun kWh meter digital diperoleh grafik tegangan sebagai berikut Tabel Tegangan pada kWh Analog Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Tegangan pada kWh Digital Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Tegangan terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik tegangan terhadap waktu di atas dapat dilihat bahwa besarnya nilai tegangan cenderung berubah-ubah terhadap perubahan waktu. Idealnya tegangan diharapkan konstan di 220 Volt, namun masih terjadi fluktuasi tegangan karena sulit untuk mengendalikan besarnya tegangan yang berasal dari PLN. Pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter analog, tegangan tertinggi mencapai nilai 225,63 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE sedangkan tegangan terendah adalah sebesar 216,47 Volt pada variasi beban 15 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter analog ialah 220 ± 5 Volt. Sedangkan pada pengujian yang dilakukan terhadap kWh meter digital, tegangan tertinggi mencapai 226,38 Volt pada variasi beban 15 LHE dan tegangan terendah sebesar 217,86 Volt pada variasi beban 1 LP + 10 LHE. Dengan demikian range tegangan yang digunakan pada pengujian kWh meter digital ialah 220 ± 6 Volt. Analisis Arus Pada penelitian ini, arus juga merupakan salah satu parameter terpenting yang harus dianalisis karena besar-kecilnya arus akan berpengaruh terhadap pengukuran energi oleh kWh meter. Berikut ini ialah kedua grafik arus terhadap waktu baik itu pengujian pada kWh meter analog maupun digital Tabel Arus pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Arus pada kWh Digital Gambar Grafik Arus terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Berbeda halnya dengan grafik tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu, pada kedua grafik arus di atas dapat dilihat bahwa arus cenderung konstan terhadap perubahan waktu. Di samping itu, arus merupakan representasi dari beban sehingga besar kecilnya arus ditentukan oleh jenis beban yang digunakan. Pada kedua grafik arus tersebut di atas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan beban berupa LHE maka nilai arus akan cenderung menurun. Hal ini dikarenakan rating arus yang digunakan untuk jenis beban LHE lebih kecil dibandingkan dengan rating arus yang digunakan pada jenis beban LP. Namun di samping itu semua, dalam proses pengukuran energi oleh kWh meter, arus juga dipengaruhi oleh besarnya %THD yang sangat signifikan pada pemakaian beban-beban non linier sehingga pada penelitian pengukuran energi kali ini besarnya nilai energi kWh menjadi lebih kecil dibandingkan dengan angka hasil perhitungan. Berdasarkan hukum Kirchoff bahwa Iin = I1 + I2 +I3 + … + In , tapi kenyataan setelah dilakukan percobaan bahwa besarnya arus yang masuk tidak sama dengan besarnya penjumlahan arus yang terukur pada masing-masing beban Iin ≠ I1 + I2 +I3 + … + In . Hal ini tentu saja diperkirakan akibat adanya pengaruh harmonisa yang direpresentasikan dengan semakin besarnya nilai %THD. 0 Sebagai contoh kita tinjau bahwa setelah diukur sebuah lampu pijar mempunyai arus yang terukur sebesar 0,44 Ampere dan sebuah lampu hemat energi mempunyai arus yang terukur sebesar 0,049 Ampere. Berdasarkan perhitungan pada percobaan 2 LP + 5 LHE maka Iin = 2 0,44 A + 5 0,049 A = 1,125 Ampere, tapi pada tabel dan nilai arus rata-rata bernilai 1,0…;yang berarti bahwa terdapat perbedaan nilai arus dan penyimpangan ini dipengaruhi oleh adanya harmonisa. Analisis Faktor Daya Karena dalam pengujian diukur nilai daya aktif maka faktor daya menjadi penting dalam proses analisis data. Berikut ini ialah grafik faktor daya hasil pengujian baik itu pada pengujian kWh meter analog maupun digital Tabel Faktor Daya pada kWh Analog Waktu jam 3 LP 2 LP + 5 LHE 1 LP + 10 LHE 15 LHE Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Analog Tabel Faktor Daya pada kWh Digital Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan Gambar Grafik Cos phi terhadap Perubahan Waktu pada kWh Digital Pada kedua grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin banyak penggunaan

kelebihan dan kekurangan do meter